Wanita Yang Dirindukan Surga
Empat Golongan yang Dirindukan Surga
Oleh: Alfain Jalaluddin Ramadlan
Surga merupakan tempat terindah yang dijanjikan Allah SWT untuk hamba-hambaNya yang beriman dan bertakwa. Didalam surga berisi kenikmatan dan kebahagiaan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.
Allah SWT berfirman dalam QS. As-sajdah : 17 yang berbunyi فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَّآ اُخْفِيَ لَهُمْ مِّنْ قُرَّةِ اَعْيُنٍۚ جَزَاۤءًۢ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
“Maka tidak seorangpun yang mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyenangkan hati sebagai balasan terhadap apa yang mereka kerjakan”.
Tidak hanya manusia yang merindukan Surga, namun Surga juga demikian merindukan manusia.
Tiap umat Islam tentu mendambakan kehidupan akhirat yang penuh dengan nikmat seperti di surga. Kamus Besar Bahasa Indonesia bahkan menjelaskan bahwa surga adalah alam akhirat yang membahagiakan roh manusia yang hendak tinggal di dalamnya. Artinya, keberadaan surga memang menjamin kehidupan siapapun yang atinggal didalamnya untuk mendapat kebahagiaan yang kekal.
Surga merupakan imbalan bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa. Menjadi penghuni surga adalah dambaan setiap manusia di muka bumi ini, yang mana sebagai tempat kehidupan abadi di akhirat nanti.
Ada banyak riwayat yang membahas tentang surga. Mulai dari jenis-jenis surga, isi surga, hingga golongan yang dapat masuk surga. Namun ternyata yang lebih utama, ada empat golongan yang dirindukan surga. Hal ini berdasarkan sebuah hadits nabi yang diriwayatkan Ibnu Abbas RA:
الْجَنَّةُ مُشْتَاقَةٌ اِلَى أَرْبَعَةِ نَفَرٍ : تَالِى الْقُرْانِ, وَحَافِظِ اللِّسَانِ, وَمُطْعِمِ الْجِيْعَانِ, وَصَا ئِمٍ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ Artinya: “Surga merindukan empat golongan: orang yang membaca Al Quran, menjaga lisan (ucapan), memberi makan orang lapar, dan puasa di bulan Ramadhan.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).
Jadi, Empat golongan manusia yang dirindukan surga yaitu:
1. Taalil-Qur’ani (pembaca Al-Qur’an)
Golongan pertama adalah orang-orang yang lisannya senantiasa digunakan untuk membaca kalam Allah SWT setiap waktu dan disetiap kesempatan yang ada. Bahkan, saat lapang maupun sempit. Yakni orang-orang yang selalu meluangkan waktu untuk membaca Al-Quran. Bukan menunggu waktu luang untuk membaca Al-Quran. Kita teramat butuh dengan Al-Quran namun kita sering meninggalkan nya dengan berbagai alasan.
Selain dirindukan oleh surga, orang yang rajin membaca Al Quran hatinya akan menjadi tenang. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Ar-Rad ayat 28 sebagai berikut:
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”
Ayat diatas menerangkan bahwasanya dengan mengingat Allah, maka hati akan menjadi tenang. Jika dimaknai lebih dalam, Al Quran adalah obat hati bagi manusia agar hidup bahagia di dunia dan akhirat.
Rasulullah SAW juga bersabda, “Bacalah (Al-Qur’an), naiklah (pada derajat-derajat surga) dan bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membacanya dengan tartil di dunia. Sesungguhnya kedudukan derajatmu pada kadar akhir ayat yang engkau baca.” (HR. Ahmad).
Dalam hal ini yang dimaksud adalah orang-orang yang bukan hanya gemar membaca Al-Qur’an saat bulan Ramadan tiba, tetapi benar-benar menghabiskan banyak waktunya untuk melantunkan ayat-ayat Allah ketika waktu luang.
Kelompok ini selalu mengisi hidupnya dengan firman Allah SWT, sehingga dalam kehidupannya pun kental dengan pedoman Al-Qur’an yang otomatis menghindarkan ia dari segala hal buruk.
2. Wa haafizhul-Lisan (orang yang menjaga lisannya) dari berkata kotor, mencaci-maki, dan menghujat.
Golongan kedua ini termasuk orang-orang yang beriman. Seperti yang kita tahu, lisan adalah salah satu anggota tubuh yang merupakan nikmat dari Allah, tetapi juga dapat menjadi bumerang jika kita tidak dapat menjaganya.
Berdasarkan fungsinya, lisan berguna untuk menyampaikan berbagai macam hal. Tak hanya informasi, tetapi juga pertanyaan, prasangka, bahkan jika tak dijaga juga dapat membuat kita menyampaikan fitnah.
Dengan beragam fungsi lisan diatas, maka hendaknya kita betul-betul menjaga lisan agar tidak menyeret kita kepada perbuatan buruk.
Jika kita menggunakan lisan untuk ghibah hingga menyampaikan fitnah, artinya kita semakin banyak menghabiskan waktu untuk menggunakannya melakukan hal-hal yang tidak baik. Itu berarti juga kita akan makin jauh dari surga.
Disebutkan dalam sebuah hadits Nabi SAW yang berasal dari Abu Hurairah ra. Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أَوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ.
Artinya: “Barang siapa yang beriman kepada Allah dari hari akhir hendaklah dia berkata yang baik, atau diam. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dari hari akhir menghormati tetangganya. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dari hari akhir, maka hendaklah dia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam sebuah hadits yang lain dikatakan, “Wahai Rasulullah, ada seorang wanita yang hanya melaksanakan salat wajib saja dan hanya bersedekah dengan sepotong keju namun dia tidak pernah menyakiti tetangganya.” Nabi Muhammad SAW lantas menjawab, “Dia termasuk penghuni surga.” (HR. Bukhari).
3. Wa muth’imul-ji’aan (orang-orang yang memberi makan pada yang kelaparan)
Golongan ketiga adalah orang yang senantiasa membantu orang yang membutuhkan. Allah SWT akan membalas kebaikan yang dilakukan oleh hambanya. Bahkan, kelak di hari kiamat Allah SWT akan memberikan makan dari buah-buahan surga.
Makan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Bayangkan jika ada orang yang tidak mendapatkan nikmat untuk makan, betapa kurang hidupnya. Karenanya, kita perlu sadar bahwa kesempatan membantu sesama juga dapat dilakukan dengan memberi makan pada golongan tersebut. Dengan melakukannya, kita telah punya andil untuk menyelamatkan keberlangsungan suatu kehidupan.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
“Siapa pun mukmin memberikan makan mukmin yang kelaparan, pada hari kiamat nanti Allah akan memberinya makanan dari buah-buahan surga. Siapa pun mukmin yang memberi minum mukmin yang kehausan, pada hari kiamat nanti Allah akan memberinya minum dari minuman surga. Siapapun mukmin yang memberikan pakaian mukmin lainnya supaya tidak telanjang, pada hari kiamat nanti Allah akan memberinya pakaian dari perhiasan surga.” (HR. Tirmidzi).
Hadist yang lain juga menjelaskan, Rasulullah SAW bersabda, “Siapa pun kaum mukmin yang memberi makan mukmin lain yang kelaparan, maka pada hari kiamat nanti Allah akan memberinya makanan dan buah-buahan surga.” (HR. Tirmidzi).
4. Wa shoimiin fii syahri Romadhon (orang yang berpuasa di bulan Ramadan)
Puasa di bulan Ramadhan merupakan rukun Islam yang berarti wajib dilaksanakan oleh seluruh Muslim. Ternyata ibadah tersebut tak sekadar kewajiban, tetapi juga dapat mengantarkan kita untuk masuk dalam golongan yang dirindukan surga.
Maka, bersyukurlah bagi mereka yang senantiasa melaksanakan puasa Ramadhan. Karena Kehadiran mereka dirindukan oleh surga.
Allah SWT juga telah menyediakan pintu surga bagi orang yang melaksanakan ibadah puasa. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits yang berasal dari Sahl ra. Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ فَيَقُومُونَ لَا يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ
Artinya: “Sesungguhnya di surga ada pintu yang dinamakan Ar-Rayyan. Orang-orang yang berpuasa di hari kiamat masuk dari pintu itu. Tidak dibolehkan seorang pun memasukinya selain mereka. Lalu dikatakan, ‘Dimana orang-orang yang berpuasa?’ Mereka pun bangkit, tidak ada seorang pun yang masuk kecuali dari mereka. Ketika mereka telah masuk, (pintunya) ditutup dan tidak seorang pun masuk lagi.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam sebuah hadits lain, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Surga memiliki delapan buah pintu. Di antara pintu tersebut ada yang dinamakan pintu Ar-Rayyan yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa.” (HR. Bukhari).
Alfain Jalaluddin Ramadlan, Mahasiswa FEB Umla (Universitas Muhammadiyah Lamongan)
Menjadi wanita yang dirindukan surga, berarti kita sudah menjadi orang-orang yang istimewa. Surgalah yang mengharapkan kehadiran kita. Foto ilustrasi/ist
Semua orang, sudah pasti menginginkan atau
setelah kehidupan dunia selesai. Kenapa? Karena memang kita mengharapkan kebaikan,
yang abadi di akhirat nanti. Setiap orang pasti merindukan surga.
Nah muslimah, bagaimana dengan kalimat dirindukan surga? Itu berarti kita sudah menjadi
Surgalah yang mengharapkan
kita. Surga merindukan kita yang memasukinya dan menikmati segala apa yang ada di dalamnya.
Dalam sebuah hadis Rasulullah pernah menjelaskan sebagai berikut:
“Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita tersebut, “Masuklah ke surga melalui pintu manapun yang engkau suka.” (HR. Ahmad)
Selain keempat kriteria yang disebutkan oleh Rasulullah tersebut, ada
wanita atau istri-istri yang dirindukan surga yang tertulis juga dalam Al Qur’an dan beberapa hadis lainnya, di antaranya :
Allah Ta'ala berfirman:
إِنَّ ٱلْمُسْلِمِينَ وَٱلْمُسْلِمَٰتِ وَٱلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتِ وَٱلْقَٰنِتِينَ وَٱلْقَٰنِتَٰتِ وَٱلصَّٰدِقِينَ وَٱلصَّٰدِقَٰتِ وَٱلصَّٰبِرِينَ وَٱلصَّٰبِرَٰتِ وَٱلْخَٰشِعِينَ وَٱلْخَٰشِعَٰتِ وَٱلْمُتَصَدِّقِينَ وَٱلْمُتَصَدِّقَٰتِ وَٱلصَّٰٓئِمِينَ وَٱلصَّٰٓئِمَٰتِ وَٱلْحَٰفِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَٱلْحَٰفِظَٰتِ وَٱلذَّٰكِرِينَ ٱللَّهَ كَثِيرًا وَٱلذَّٰكِرَٰتِ أَعَدَّ ٱللَّهُ لَهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS Al Ahzab : 35)
Dari ayat tersebut, Allah menjelaskan bahwa ada beberapa kriteria yang Allah sebutkan untuk mereka yang ingin mendapat ampunan dan pahala yang besar, salah satunya laki-laki dan wanita yang sabar. Dari penjelasan tersebut, sudah jelas bahwa sabar akan menghantarkan kita pada ampunan Allah dan akan bisa mendapatkan rahmat-Nya berupa surga.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa diuji dengan anak-anak perempuan dengan sesuatu, kemudian dia tetap berbuat baik kepada mereka, maka anak-anak perempuan tersebut bisa menjadi penghalang baginya dari api neraka.”
Dari hadis tersebut, mendidik anak perempuan dengan sebaik-baiknya adalah penghalang bagi seseorang untuk masuk neraka. Terutama ibu yang adalah wanita. (Baca juga : Wahai Muslimah, Kejarlah Popularitas Penduduk Langit! )
Penyakit adalah sebuah cobaan yang akan bisa mengangkat derajat kita asalkan kita mau bersabar. Baik laki-laki maupun wanita, bisa bersabar dalam menerima penyakit tentu akan ada ganjaran yang besar dari Allah. Hal ini diperkuat dengan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Atha’ bin Abi Rabah Radhiyallahu-anhu, yang berbunyi:
Ibnu Abbas radhiyallahu'anhu pernah bercerita kepadaku , “Ada seorang wanita yang datang ke Rasulullah SAW dan berkata, ‘Wahai Nabi, aku menderita penyakit sejenis ayan, bila penyakit itu kumat aku tidak sadar sampai membuka auratku, berdoalah kepada Allah agar menyembuhkanku.’ Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam berkata, ‘Bila kamu mau bersabar maka bagimu surga, tetapi bila tidak maka aku bisa mendoakanmu kepada Allah.’
Kajian Jelang Buka Puasa Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan narasumber Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiah Ariati Dina Puspitasari, M.Pd. (Foto: Catur)
Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiah Ariati Dina Puspitasari, M.Pd. berkesempatan menjadi pemateri pada Kajian Rutin Jelang Buka Puasa di Islamic Center (IC) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Minggu, 2 April 2023. Ia membahas tentang orang-orang yang dirindukan surga.
Perempuan yang lebih sering dipanggil Adip itu berkata, surga merupakan tempat terindah yang dijanjikan Allah Swt. untuk hamba-hamba-Nya yang beriman dan bertakwa. Di dalam surga berisi kenikmatan dan kebahagiaan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Tiap umat Islam tentu mendambakan kehidupan akhirat yang penuh dengan nikmat seperti di surga.
“Menjadi penghuni surga adalah dambaan setiap manusia di muka bumi ini, yang mana sebagai tempat kehidupan abadi di akhirat nanti. Tahukah kalian, orang-orang seperti apakah yang dirindukan surga?”
Lebih lanjut ia memaparkan, ada 4 golongan manusia yang dirindukan surga. Hal itu berdasarkan hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas r.a. yang berbunyi: “Surga merindukan 4 golongan yaitu orang yang membaca Al-Qur’an, seorang muslim yang mampu menjaga lisannya (ucapan) untuk tidak menyakiti orang lain, muslim yang memberi makan orang lapar, dan muslim yang melaksanakan puasa di bulan Ramadan.” (H.R. Abu Daud dan Tirmidzi).
Taalil-Qur’ani (pembaca Al-Qur’an)
Golongan pertama adalah orang-orang yang lisannya senantiasa digunakan untuk membaca kalam Allah Swt. setiap waktu dan di setiap kesempatan yang ada. Bahkan, saat lapang maupun sempit. Kita teramat butuh Al-Qur’an, tetapi sering meninggalkannya dengan berbagai alasan. Selain dirindukan oleh surga, orang yang rajin membaca Al-Qur’an hatinya akan menjadi tenang. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam Q.S. Ar-Rad ayat 28 yang artinya: “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”
“Ayat itu menerangkan bahwasanya dengan mengingat Allah, maka hati akan menjadi tenang. Jika dimaknai lebih dalam, Al-Qur’an adalah obat hati bagi manusia agar hidup bahagia di dunia dan akhirat,” ucap Adip.
Wa haafizhul-lisan (orang yang menjaga lisannya)
Golongan kedua yakni muslim yang pandai menjaga lapisan. Lisan adalah salah satu anggota tubuh yang merupakan nikmat dari Allah, tetapi juga dapat menjadi bumerang jika kita tidak pandai mengontrolnya. Menjaga lisan perlu dilatih agar lisan senantiasa mengucapkan perkataan yang baik. Seperti yang kita tahu, berdasarkan fungsinya, lisan berguna untuk menyampaikan berbagai macam hal. Tak hanya informasi, tetapi juga pertanyaan, prasangka, bahkan jika tak dijaga juga dapat membuat kita menyampaikan fitnah.
“Dengan beragam fungsi lisan, maka hendaknya kita betul-betul menjaganya agar tidak menyeret kita kepada perbuatan buruk. Jika kita menggunakan lisan untuk membicarakan keburukan orang lain hingga menyampaikan fitnah, artinya kita makin banyak menghabiskan waktu untuk menggunakannya melakukan hal-hal yang tidak baik.”
Wa muth’imul-ji’aan (orang-orang yang memberi makan pada yang kelaparan)
Golongan ketiga adalah orang yang senantiasa membantu orang yang membutuhkan. Allah Swt. akan membalas kebaikan yang dilakukan oleh hambanya. Bahkan, kelak di hari kiamat Allah Swt. akan memberikan makan dari buah-buahan surga.
“Makan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Bayangkan jika ada orang yang tidak mendapatkan nikmat untuk makan, betapa kurang hidupnya. Karenanya, kita perlu sadar bahwa kesempatan membantu sesama juga dapat dilakukan dengan memberi makan pada golongan tersebut. Dengan melakukannya, kita telah punya andil untuk menyelamatkan keberlangsungan suatu kehidupan,” lanjut Adip.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah saw. bersabda yang artinya: “Siapa pun mukmin memberikan makan mukmin yang kelaparan, pada hari kiamat nanti Allah akan memberinya makanan dari buah-buahan surga. Siapa pun mukmin yang memberi minum mukmin yang kehausan, pada hari kiamat nanti Allah akan memberinya minum dari minuman surga. Siapa pun mukmin yang memberikan pakaian mukmin lainnya supaya tidak telanjang, pada hari kiamat nanti Allah akan memberinya pakaian dari perhiasan surga.” (H.R. Tirmidzi).
Selain hadis tersebut, ada sebuah hadits lain yang menjelaskan, Rasulullah saw. bersabda, “Siapa pun kaum mukmin yang memberi makan mukmin lain yang kelaparan, maka pada hari kiamat nanti Allah akan memberinya makanan dan buah-buahan surga.” (H.R. Tirmidzi).
Wa shoimiin fii syahri romadhon (orang yang berpuasa di bulan Ramadan)
Puasa di bulan Ramadan merupakan rukun Islam yang berarti wajib dilaksanakan oleh seluruh muslim. Ternyata ibadah tersebut tak sekadar kewajiban, tetapi juga dapat mengantarkan kita untuk masuk dalam golongan yang dirindukan surga. Maka, bersyukurlah bagi mereka yang senantiasa melaksanakan puasa Ramadan. Sebab kehadiran mereka dirindukan oleh surga.
Allah Swt. juga telah menyediakan pintu surga bagi orang yang melaksanakan ibadah puasa. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadis yang berasal dari Sahl r.a. Rasulullah saw. bersabda yang artinya: “Sesungguhnya di surga ada pintu yang dinamakan Ar-Rayyan. Orang-orang yang berpuasa, pada hari kiamat masuk dari pintu itu. Tidak dibolehkan seorang pun memasukinya selain mereka. Lalu dikatakan, ‘Di mana orang-orang yang berpuasa?’ Mereka pun bangkit, tidak ada seorang pun yang masuk kecuali dari mereka. Ketika mereka telah masuk, (pintunya) ditutup dan tidak seorang pun masuk lagi.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Dalam sebuah hadits lain, Nabi Muhammad saw. bersabda yang artinya: “Surga memiliki 8 buah pintu. Di antara pintu tersebut ada yang dinamakan pintu Ar-Rayyan yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa.” (H.R. Bukhari).
Terakhir, kajian ditutup dengan sebuah pantun yang diucapkan Adip. “Makan sate di Imogiri, kalau masih lapar tambah bakso urat, ayo teman-teman rajin ngaji, agar selamat dunia akhirat.” (ctr)
Makassar, muisulsel.or.id – Ketua Komisi Dakwa Khusus (KDK) MUI Sulsel Dr KH Masykur Yusuf MA mengatakan ada beberapa golongan yang sangat dirindukan surga Allah swt.
KH Masykur mengutip sebuah hadis yang berasal dari Ibnu Abbas ra, dikatakan bahwa ada 4 golongan manusia yang dirindukan oleh surga. Nabi Muhammad saw bersabda:
الْجَنَّةُ مُشْتَاقَةٌ اِلَى أَرْبَعَةِ نَفَرٍ : تَالِى الْقُرْانِ, وَحَافِظِ اللِّسَانِ, وَمُطْعِمِ الْجِيْعَانِ, وَصَا ئِمٍ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ
Artinya: “Surga merindukan empat golongan: orang yang membaca Al Quran, menjaga lisan (ucapan), memberi makan orang lapar, dan puasa di bulan Ramadhan.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).
Ia menjelaskan golongan pertama adalah orang-orang yang lisannya senantiasa digunakan untuk membaca kalam Allah swt setiap waktu dan kesempatan yang ada. Bahkan, saat lapang maupun sempit.Selain dirindukan oleh surga, orang yang rajin membaca Al Quran hatinya juga akan menjadi tenang.
Golongan kedua merupakan orang yang selalu menjaga lisannya dari berkata kotor, mencaci-maki, dan menghujat . Golongan ini termasuk orang-orang yang beriman. Disebutkan dalam sebuah hadits Nabi saw yang berasal dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw bersabda:
Artinya: “Barang siapa yang beriman kepada Allah dari hari akhir hendaklah dia berkata yang baik, atau diam. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dari hari akhir menghormati tetangganya. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dari hari akhir, maka hendaklah dia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Golongan ketiga adalah orang yang memberi makan terhadap orang yang kelaparan. Golongan ini merupakan orang yang senantiasa membantu orang yang membutuhkan. Allah swt akan membalas kebaikan yang dilakukan oleh hambanya. Bahkan, kelak di hari kiamat Allah swt akan memberikan makan dari buah-buahan surga.Apalagi di bulan puasa ini pahala kita akan dilipatgandakan Allah swt.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
Golongan keempat adalah orang yang berpuasa di bulan Ramadhan .Golongan ini adalah orang yang senantiasa menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan. Maka, bersyukurlah bagi mereka yang senantiasa melaksanakan puasa Ramadhan. Kehadiran mereka dirindukan oleh surga.Allah swt juga telah menyediakan pintu surga bagi orang yang melaksanakan ibadah puasa.
“Marilah kita senantiasa berusaha untuk menjadi orang-orang yang dirindukan surga terutama di bulan Ramadan ini, ” katanya dikutip dari ulasan ceramah di Channel YouTube MUI Sulsel pada Selasa (11/4/2023).
Simak videonya lengkapnya