Bahaya Makanan yang Dibakar untuk Ibu Hamil
Ayam bakar atau daging barbeque pasti akan terlihat menggiurkan bagi ibu hamil. Namun saat Hamil, sebaiknya Bunda tidak mengonsumsi makanan yang dibakar karena dapat berpotensi membahayakan janin. Selain makanan yang dibakar dapat menghasilkan zat karsinogen pemicu kanker, ayam atau daging yang dibakar memiliki kemungkinan tidak matang dengan sempurna.
Makanan yang tidak dimasak dengan sempurna tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh ibu hamil. Hal ini disebabkan karena makanan mentah dapat mengandung berbagai bakteri yang membahayakan janin seperti bakteri Salmonella dan Listeria.
Tak hanya itu saja, makanan mentah juga dapat mengandung parasit Toxoplasma gondii yang dapat menyebabkan bayi lahir cacat atau bahkan keguguran. Untuk menghindari risiko toxoplasma, pastikan Bunda mengonsumsi daging dalam keadaan matang yang dapat ditandai dengan tidak adanya bagian kemerahan atau merah muda pada daging.
Contoh Makanan yang Dibakar
Hampir semua orang pasti menggemari ayam bakar. Namun, jika Bunda dalam keadaan hamil, sebaiknya hati-hati ya dalam mengonsumsi makanan yang satu ini. Makanan yang dibakar dapat menimbulkan senyawa karsonigen atau karsinogenik. Senyawa karsinogen yang berada dalam jumlah besar di dalam tubuh dapat merusak DNA pada sel sehingga menyebabkan timbulnya sel kanker.
Selain pemicu kanker, daging ayam bakar juga memiliki kemungkinan tidak matang dengan sepenuhnya. Bagian ayam yang tidak dimasak dengan matang dapat mengandung bakteri dan parasit seperti yang dapat membahayakan kesehatan janin seperti toxoplasma, E.coli, listeria, dan salmonella. Jika Bunda tetap ingin makan ayam bakar, pastikan ayam tersebut sudah dimasak sebelumnya sampai matang dan hindari mengonsumsi bagian yang hangus.
Ikan merupakan makanan yang memiliki banyak nutrisi yang baik bagi kehamilan. Namun, ikan yang dimasak dengan cara dibakar dapat berisiko membahayakan kesehatan ibu hamil dan janin. Makanan yang dibakar untuk ibu hamil memang kurang dianjurkan untuk dikonsumsi karena dapat berpotensi adanya bagian yang tidak matang dengan sempurna.
Ikan yang belum matang dapat mengandung virus, bakteri atau parasit yang menjadi pemicu infeksi pada kehamilan seperti norovirus, vibrio, salmonella, dan listeria. Infeksi tersebut dapat menimbulkan gangguan serius pada janin seperti kelahiran prematur, keguguran, janin meninggal dalam kandungan, serta meningitis dan infeksi darah pada bayi setelah ia lahir.
Siapapun pasti tergiur jika melihat daging bakar atau daging panggang. Apalagi sekarang korean barbeque sedang menjadi tren kuliner di Indonesia. Namun, jika Bunda ingin mencobanya, pastikan daging yang Bunda konsumsi sudah matang dan tidak ada bagian yang kemerahan.
Mengonsumsi daging mentah dapat membahayakan janin karena daging mentah berpotensi mengandung bakteri dan parasit seperti Toxoplasma gondii, E.Coli, Listeria, dan Salmonella. Parasit toxoplasma dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang serius pada janin seperti kebutaan, penyakit bawaan lahir, dan kelainan otak. Tak hanya itu saja, infeksi toxoplasma pada ibu hamil yang tidak diobati juga dapat menyebabkan keguguran, lahir prematur, dan janin meninggal di dalam kandungan.
Seperti makanan yang dibakar lainya, roti bakar juga dapat mengandung karsinogen atau zat pemicu kanker jika dibakar terlalu lama dan ada bagian yang sedikit hangus. Selain itu, roti bakar juga mengandung zat tepung yang bila dimasak dengan suhu terlalu panas bisa menghasilkan zat akrilamida. Zat tersebut merupakan zat yang berbahaya bagi janin karena dapat membuat bayi lahir dengan berat badan yang rendah dan lingkar kepala yang kecil.
Jagung bakar biasanya memiliki bagian yang agak gosong atau kehitaman. Walaupun bagian ini dapat menambah rasa enak pada jagung bakar, namun bagian yang gosong ini kurang baik bagi kesehatan, termasuk bagi ibu hamil.
Hal ini disebabkan karena bagian yang sedikit gosong tersebut dapat mengandung senyawa karsinogen yang menjadi pemicu sel kanker. Mengonsumsi jagung bakar secara berlebihan juga tidak baik untuk ibu hamil karena jagung mengandung asam lemak omega-6 yang tinggi yang dapat memicu inflamasi.
Tips Konsumsi Makanan yang Dibakar untuk Ibu Hamil
Sebenarnya mengonsumsi makanan yang dibakar boleh-boleh saja Bun, namun Bunda perlu tahu cara yang aman untuk mengonsumsinya. Berikut beberapa tipsnya:
Makanan yang dibakar untuk ibu hamil memang kurang dianjurkan. Namun, jika Bunda ingin mengonsumsinya, Bunda dapat menyiasatinya dengan beberapa tips di atas. Selain itu, jangan lupa untuk konsultasikan ke dokter mengenai anjuran serta pantangan makanan untuk ibu hamil agar kehamilan Bunda selalu sehat dan janin dapat berkembang dengan optimal.
Daily Mail. 2012. Could Eating Burnt Toast Stunt Your Baby Growth?
The Bump. 2017. Is It Safe to Eat Blackened Food while Pregnant?
Healthline. 2021. 6 Food That May Increase Your Risk of Cancer
Siapa yang tidak menikmati sesi BBQ bersama kerabat dan teman-teman atau sekadar makan sate atau ayam bakar favorit? Sayangnya, makanan yang dibakar juga menjadi risiko seseorang terkena kanker. Beberapa jenis kanker yang bisa bisa muncul adalah kanker pankreas, usus, dan prostat. Selama bertahun-tahun, penelitian tak berhenti mengulik tentang hubungan antara makanan yang dibakar dengan risiko terjadinya kanker. Pada tahun 2010 lalu, para peneliti dari Vanderbilt University di Tennessee menyimpulkan bahwa terlalu banyak mengonsumsi makanan yang diolah dengan cara dibakar dapat meningkatkan konsumsi karsinogen, utamanya heterocyclic amines (HCAs). HCAs adalah senyawa kimia yang terbentuk pada daging merah yang diproses dengan cara dibakar. Selain itu, juga ditemukan pada olahan ayam dan ikan. Sayangnya, ancaman bahaya makanan yang dibakar tak berhenti sampai di situ. Bahaya makanan yang dibakar Apa yang kita makan akan sangat berpengaruh pada kondisi tubuh, itu benar. Berikut ini penjabarannya:
Alasan konsumsi makanan yang dibakar tidak dilarang Melihat ada ancaman yang begitu nyata, lantas mengapa belum ada larangan untuk mengonsumsinya? Bahkan merokok yang juga berisiko menyebabkan kanker atau penyakit lainnya pun juga tidak dilarang. Jawabannya adalah karena risiko terjadinya kanker hanya terjadi pada seseorang yang benar-benar mengonsumsi dalam jumlah besar atau jangka panjang. Memang sudah ada penelitian dampak antara makanan yang dibakar dengan hewan, namun penelitian pada manusia masih belum optimal. Cara membuat makanan yang dibakar tetap sehat Ada cara yang tetap bisa Anda lakukan untuk membuat makanan dengan proses dibakar lebih sehat: - Melakukan marinasi atau memberi bumbu pada daging 20 menit sebelum dibakar dapat mengurangi risiko pembentukan heterocyclic amines - Hindari kontak langsung daging dengan api atau permukaan logam yang terlalu panas dalam jangka waktu lama - Gunakan microwave untuk memasak daging sebelumnya sehingga waktu kontak daging dengan suhu tinggi saat proses masak dapat dikurangi - Terus membalik daging saat berada di permukaan logam panas, bukan didiamkan saja - Sebisa mungkin, masak daging dengan suhu rendah - Pastikan api sudah mengecil sebelum meletakkan daging di alat panggang - Buang bagian lemak berlebih dari daging untuk mengurangi terbentuknya PAHs - Tambahkan sayuran (kentang, paprika, zucchini, jamur) yang tetap aman meskipun dibakar Tentu yang tak kalah penting, batasi konsumsi makanan yang dibakar demi kesehatan tubuh. Bukan sekadar urusan berat badan saja, tapi juga untuk mengurangi risiko terkena kanker. Jika sedang mengonsumsi makanan yang dibakar, imbangi dengan porsi sayuran hijau dan sayuran tinggi glucosinolates lebih banyak. Contohnya yang ideal adalah brokoli, kembang kol, kale, lobak, atau kubis. Sama seperti semua hal dalam kehidupan, tidak berlebihan adalah kunci yang paling aman. Termasuk dalam urusan mengonsumsi makanan yang dibakar. Selain itu, imbangi dengan mengonsumsi makanan sehat yang bisa membuat risiko kanker semakin jauh dari kenyataan.
Dapatkan Berita Terkini khusus untuk anda dengan mengaktifkan notifikasi Antaranews.com
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) menyatakan keprihatinan dan duka mendalam atas terjadinya kasus polisi wanita yang membakar seorang polisi yang merupakan suaminya hingga tewas di Mojokerto, Jawa Timur.
"Ada persoalan-persoalan sosial yang juga harus menjadi concern kita semua, titik penggunaan literasi digital sangat penting apalagi dengan masuknya teknologi ini seringkali persoalan-persoalan kecil kemudian dengan mudahnya orang melakukan pembunuhan, melakukan tindakan-tindakan yang kemudian itu berdampak luar biasa kepada korban," kata Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan KemenPPPA Ratna Susianawati di Jakarta, Senin.
Ratna Susianawati mengatakan kasus ini perlu menjadi perhatian bersama, sehingga upaya pencegahan terjadinya kekerasan mutlak diperlukan.
Baca juga: Menko PMK: Kasus Polwan bakar suami di Mojokerto level sangat parah
Menurut dia, penting bagi pasangan suami istri untuk menyadari bahwa apapun masalah yang terjadi dalam rumah tangga, seharusnya bisa dibicarakan baik-baik, tanpa harus menghilangkan nyawa seseorang.
"Ini juga harus menjadi perhatian kita semua. Sejatinya (permasalahan) bisa disampaikan dengan musyawarah secara baik-baik tanpa harus menghilangkan nyawa," katanya.
Terkait dengan kasus tersebut, Ratna Susianawati mengatakan Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) di wilayah setempat masih menindaklanjuti penanganan kasus ini.
"Kami akan mengawal kasus ini sampai tuntas dan berharap kejadian serupa tidak terulang lagi," katanya.
Baca juga: Polda Jatim ungkap motif polwan bakar suami di Mojokerto
Sebelumnya, kejadian tragis menimpa anggota Samapta Polres Jombang Briptu RWD. Korban diduga dibakar istrinya yang juga seorang polisi wanita, Briptu FN.
Peristiwa itu dipicu oleh konflik rumah tangga.
Briptu RWD sempat menjalani perawatan medis di ruangan ICU RSUD Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto karena menderita luka bakar 96 persen. Namun, nyawanya tak tertolong.
Korban dinyatakan meninggal dunia pada Minggu (9/6).
Baca juga: Polda Jatim tahan Polwan bakar suami di Mojokerto
Kepolisian Daerah Jawa Timur telah menetapkan Briptu FN, istri korban, sebagai tersangka.
Pewarta: Anita Permata DewiEditor: Bambang Sutopo Hadi Copyright © ANTARA 2024
©2024 iStockphoto LP. Desain iStock adalah merek dagang iStockphoto LP.
Bunda pasti tahu bahwa kesehatan janin akan sangat dipengaruhi oleh asupan makanan yang Bunda konsumsi. Itulah mengapa ibu hamil wajib memenuhi kebutuhan nutrisi dengan makanan yang sehat dan bergizi. Tak hanya itu saja, ibu hamil juga sebaiknya menghindari mengonsumsi jenis makanan yang dapat membahayakan janin. Salah satunya adalah makanan yang dibakar.
Sebenarnya, tak hanya bagi ibu hamil saja, Bun. Semua orang juga sebaiknya tidak mengonsumsi makanan yang dibakar secara berlebihan. Makanan yang diolah dengan temperatur tinggi seperti dibakar dapat memicu produksi senyawa karsinogen seperti heterocyclic amine (HCA) dan polycyclic hydrocarbon (PAH).
HCA terbentuk dari keratin dan asam amino pada daging yang bereaksi terhadap panas saat dimasak. Senyawa karsinogen ini merupakan senyawa yang dapat merusak DNA di dalam sel sehingga menyebabkan kelainan pada sel normal. Kerusakan sel inilah yang akan menjadi pemicu timbulnya sel kanker.